Penjara Kebebasan

Masih meniti hari..

Menunggu waktu..

Jua mencari bait bait kalimah

Yang dapat menzahirkan

Dialog hati sanubari

Dengan izin al-Muhaiminu

Aromanya masih ku hidu

Seruan nafiri perjuangan masih ku dengar

Dan di sambut tegar

Meski bukan dgn tangan utk digegar

Terlalu banyak yang mahu diungkap

Ribuan konsonan yang tersusun rapi di fikir ini

Namun lara yang lahir

Lara yang duka

Duka yang nyata

Lelah mencari kunci kebebasan

Yang bisa ku tampakkan monolog ini

Namun ku sedar

Bait-bait rasa yang menancap jiwa

Belum milik semua

Hanya milikNya di kala ini

Sedan sedu nafsi ini ya Rahman..

Tatkala jasad tdk menurut keringat perjuangan

Yang mengalir di setiap urat 

Namun..

KataMu..

“Innallaha maas sobirin..”

Kadang longlai tubuh ini ya Khaliq..

Hanya mampu menjadi bahaduri dalam bayangan

Yang tidak bisa dilestarikan di biah penuh kekangan 

Lemah..

KataMu..

“Janganlah kamu merasa lemah..

dan janganlah kamu berdukacita..

Padahal kamulah org2 yang tertinggi darjatnya jika kamu orang2 yang beriman”

Lalu diri berlafaz

sabarlah duhai pembisu qalbu!

Dunia ini sementara Cuma

Akhirat itu tujuan utama

Si DIA melihat butir-butir dimensi juang kamu

maka wahai jiwa luruh

jangan kamu runtuh!’

 juzuk perjuangan masih perlu diteruskan

Harkat nya masih panjang

Tiada titik noktahnya

Tiada ragu padanya

Hanya obor itu

dipadamkan jangan cahayanya

kalaupun cahaya itu tidak terzahir

utk semua melihatnya...